10.24.2011

Kemana Perginya Teladan Kami?

Sebagai remaja, tentunya aku mengetahui sifat-sifat remaja seumuranku. Karena aku merasakan sendiri apa yang mereka rasakan. Mulai dari peasaan senang, sedih, sampai cintapun aku pernah merasakannya. Umumnya, remaja lebih menyukai sesuatu yang bersifat santai dan tidak terlalu serius karena akan menjadi beban. Itulah sebabnya para remaja lebh suka dengan sesuatu yang berbau kesenangan dan cenderung hedonism.

Begitu pula dengan pendidikan. Seorang remaja biasanya tidak menyukai tipikal guru yang tegas penuh dengan disiplin dan peraturan. Sebaliknya, para murid selalu menyukai metode pengajaran yang santai, penuh dengan kasih sayang, dan bersahabat. Umumnya, materi akan mudah tersampaikan jika seorang guru lebih bisa berperan sebagai 'teman' sang murid. Karena pada masa remaja itulah seseorang sangat dekat dengan temannya. Bahkan lebih dekat dari lingkungan keluarganya sendiri.

Sangatlah benar ketika JRX, penggebuk drum SID berkata, "Rumble Shop itu pembelinya rata-rata remaja, mungkin dengan cara-cara seperti itu pesannya mudah sampai, daripada mereka diberi penyuluhan. Karena remaja kan otaknya masih bersenang-senang. Kalau dikasih dengan cara-cara yang santai seperti ini lebih enak." ketika wawancara dengan akarumput.com saat ditanya alasannya tidak menyediakan plastik di RumbleShop. Memang seperti yang saya katakan tadi, remaja identik dengan kesenangan. Sehingga untuk bisa ikut berperan dalam mempengaruhi seorang remaja tadi, perlu untuk menyatu terlebih dahulu dengan orang itu. Baru kemudian mengajarkan sesuatu dengan cara memberi alasan atau merasionalkan apa yang akan di ajarkan tadi. Karena remaja sekarang tidak bisa menerima hanya sekedar doktrin atau ilmu tanpa adanya bukti konkret yang ada. Sehingga, perlu adanya pembuktian yang masuk akal dan rasional.

Seorang remaja umumnya sangat labil. Mereka sangat mudah terpengaruh dengan lingkungan sekitarnya. Karena pada masa itu seseorang sedang mencari identitasnya. entah itu 'siapa aku' ataupun 'mau jadi apakah aku'. Biasanya yang sangat tampak bisa mempengaruhi seseorang adalah pertemanan. Karena melalui temanlah seseorang belajar mengenai mana yang baik, mana yang buruk menurut lingkungan sekitarnya. Beruntung jika ia hidup dalam lingkungan yang baik. Namun, jika seseorang tinggal di kawasan kumuh, ataupun lingkaran kemiskinan yang umumnya berdekatan dengan kriminalitas, ataupun prostitusi, besar kemungkinan ketika dewasa menjadi apa yang seperti di lingkungannya. Dari situ, bisa dilihat jika seorang remaja membutuhkan panutan atau teladan yang bisa membuat orang tadi menjadi lebih baik.

Namun, saat ini para remaja hanya disuguhkan dengan banyak sekali pengaruh negatif. Terutama dari media massa yang tak bosan-bosannya menyuguhkan tayangan yang hanya berisikan tentang kesenangan semata tanpa ada unsur edukasi yang berarti. Walaupun ada, mungkin hanya 10-20% dari seluruh tayangan yang ditawarkan. Padahal peranan media bagi remaja sangat terasa bagi pembentukan karakter. Karena dominasi media massa kini sudah sangat besar. Semua itu bisa terlihat dari banyaknya remaja yang menghabiskan waktu di depan berbagai media massa. Entah itu televisi, internet, ataupun media massa yang lain. Bahkan tak sedikit yang menganggap bahwa televisi hanya merupakan sampah yang tak perlu untuk dilihat. Karena isinya yang hanya bersifat destruktif semata.

Selain dari pengaruh media massa, kini para remaja juga dihadapkan pada krisis kepemimpinan yang terjadi. Karena tokoh yang pada hakekatnya merupakan panutan atau menjadi seorang teladan yang diperhatikan tak lagi memberi contoh yang semestinya dilakukan. Kita lihat saja para petinggi bangsa ini. Mereka sibuk dengan sendiri dengan mengeruk kekayaan sebesar-besarnya sebelum turun tahta. Ditambah dengan reshuffle kabinet yang baru saja terjadi. Mengindikasikan buruknya kinerja para nahkoda negeri ini. Bagaimana jadinya jika media hanya dipenuhi dengan berita kriminalitas, tindak KKN, ataupun terorisme? Apakah tidak malu dengan penerus bangsa ini? Bukankah seharusnya mereka memberi contoh? Bagaimana jika para remaja meniru perilaku mereka? Itulah seklumit pertanyaan yang muncul saat ini. Karena memang pribadi-pribadi yang seharusnya menjadi teladan malah melakukan sesuatu yang berbalik 180 drajat.

Lalu kemana perginya para teladan kami? Apakah mereka telah punah ditelan waktu? Tak adakah orang yang bisa menjadi teladan lagi? Kami masih muda, kami mempunyai potensi yang luar biasa. Untuk itu kami butuh seorang teladan yang bisa membimbing kami menjadi pribadi yang berguna di semua aspek.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;