7.02.2012

Biarkan Mereka. . . Tetap Liar!!


PERATURAN MENTERI KEHUTANAN
NOMOR : P.53/Menhut-II/2006

Dalam butir kelima tertulis "Kebun Binatang adalah suatu tempat atau wadah yang mempunyai fungsi utama sebagai lembaga konservasi yang melakukan upaya perawatan dan pengembangbiakan berbagai jenis satwa berdasarkan etika dan kaidah kesejahteraan satwa dalam rangka membentuk dan mengembangkan habitat baru, sebagai sarana perlindungan dan pelestarian jenis melalui kegiatan penyelamatan, rehabilitasi dan reintroduksi alam dan dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan, penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta sarana rekreasi yang sehat;"

Dari kutipan diatas seharusnya kebun binatang merupakan tempat konservasi eks-situ yang menampung binatang-binatang liar yang habitatnya di rusak oleh manusia demi kepentingan bisnis. Binatang tadi dirawat, dilindungi, dan di kembangbiakkan di situ. Manfaat lain dari kebun binatang merupakan tempat untuk berekreasi serta sebagai sarana edukasi bagi anak-anak khususnya pelajar. Biasanya di dalam kebun binatang tersebut banyak terdapat berbagai macam satwa-satwa liar yang dilindungi karena keberadaannya hampir punah. Kemudian disana juga terdapat sirkus dari binatang yang sudah dilatih. Mereka menampilkan berbagai atraksi yang umumnya hanya bisa di lakukan manusia atau bahkan hanya sebagian orang yang dapat melakukannya. Atraksi para binatang tadi sangat menarik para wisatawan. Sehingga membuat kebun biatang selalu ramai oleh pengunjung.


Tapi taukah anda apa yang ada di balik semua itu? Sebuah penelitian yang dilakukan oleh COP (Centre for Orangutans Protection) dengan meneliti kondisi urangutan di berbagai kebun binatang di Indonesia. Dan hasil dari penelitian tesebut secara umum tidak baik. Mungkin jika diadakan penelitian tentang satwa lain hasilnya akan sama. Karena mereka hidup pada tempat yang sama. yaitu di balik jeruji besi dengan ruangan yang sempit. Saya di sini akan mengambil sampel tentang orangutan. Kita tahu jika orangutan adalah hewan primata yang suka bergelantungan di pohon. Oleh karena itu, orangutan membutuhkan pohon-pohon tinggi dan bercabang agar mereka terbebas dari stresdan bergelantungan dengan bebas. Bukan di kandang besi yang didalamnya hanya ada sebatang ranting yang pendek dan di ruangan sempit. Hal ini akan menimbulkan stres dan trauma bagi orangutan. Mereka juga seharusnya berkumpul dengan keluarga besarnya. Bahkan jika hewan itu adalah hewan sirkus, maka dia akan di paksa keras untuk berlatih menunjukkan berbagai macam atraksi.Tak sedikit pula yang mendapatkan siksaan agar mau menuruti perintah sang pelatih sirkus. Apakah seperti tukah yang disebut tempat konservasi? Di mana para penghuninya selalu merasa stres dan dipaksa untuk melakukan suatu hal yang di luar nalurinya. Lalu, di manakah terdapat edukasi di dalamnya? Apakah dengan menatap para binatamg yang menderita adalah sebuah edukasi? Dalam pelajaran biologi, salah satu bab yang terdapat di dalamnya yaitu mempelajari tingkah laku hewan. Hal itu hanya bisa kita dapatkan dengan mempelajarinya lebih dekat di alam bebas. Karena di alam bebas memungkinkan satwa untuk bergerak dan beraktivitas. Bukan dengan menatap binatang yang hanya terdiam dalam sangkar yang sempit.

Maka dari itulah pantas jika kebun binatang disebut sebagai tempat penyiksaan hewan. Karena di dalamnya para binatang tersiksa dengan kandang yang sempit dan tak bebas untuk bergerak. Di dalam kebun binatang, para penghuninya dijadikan sebagai alat pencetak uang dengan mempertontonkan sesuatu yang di luar dari nalurinya. Sesungguhnya binatang bukanlah mainan yang bisa diperjualbelikan atau digunakan sebagai alat pencetak rupiah. Mereka sama seperti kita. Membutuhkan keebasan, kebahagiaan serta perlindungan dari kita. Dan jika kita ingin mempelajarinya, maka datanglah ke habitat aslinya dan amatilah segala aktivitasnya. Bukan pergi ke kebun binatang dan menatap hewan yang menderita dalam jeruji besi. Itu bukanlah sebuah edukasi atau pendidikan yang benar.




Repost

0 komentar:

Posting Komentar

 
;