PERATURAN MENTERI KEHUTANAN
NOMOR : P.53/Menhut-II/2006
Dalam
butir kelima tertulis "Kebun Binatang adalah suatu tempat atau wadah
yang mempunyai fungsi utama sebagai lembaga konservasi yang melakukan
upaya perawatan dan pengembangbiakan berbagai jenis satwa berdasarkan
etika dan kaidah kesejahteraan satwa dalam rangka membentuk dan
mengembangkan habitat baru, sebagai sarana perlindungan dan pelestarian
jenis melalui kegiatan penyelamatan, rehabilitasi dan reintroduksi alam
dan dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan, penelitian, pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, serta sarana rekreasi yang sehat;"
Dari
kutipan diatas seharusnya kebun binatang merupakan tempat konservasi
eks-situ yang menampung binatang-binatang liar yang habitatnya di rusak
oleh manusia demi kepentingan bisnis. Binatang tadi dirawat, dilindungi,
dan di kembangbiakkan di situ. Manfaat lain dari kebun binatang
merupakan tempat untuk berekreasi serta sebagai sarana edukasi bagi
anak-anak khususnya pelajar. Biasanya di dalam kebun binatang tersebut
banyak terdapat berbagai macam satwa-satwa liar yang dilindungi karena
keberadaannya hampir punah. Kemudian disana juga terdapat sirkus dari
binatang yang sudah dilatih. Mereka menampilkan berbagai atraksi yang
umumnya hanya bisa di lakukan manusia atau bahkan hanya sebagian orang
yang dapat melakukannya. Atraksi para binatang tadi sangat menarik para
wisatawan. Sehingga membuat kebun biatang selalu ramai oleh pengunjung.
Tapi
taukah anda apa yang ada di balik semua itu? Sebuah penelitian yang
dilakukan oleh COP (Centre for Orangutans Protection) dengan meneliti
kondisi urangutan di berbagai kebun binatang di Indonesia. Dan hasil
dari penelitian tesebut secara umum tidak baik. Mungkin jika diadakan
penelitian tentang satwa lain hasilnya akan sama. Karena mereka hidup
pada tempat yang sama. yaitu di balik jeruji besi dengan ruangan yang
sempit. Saya di sini akan mengambil sampel tentang orangutan. Kita tahu
jika orangutan adalah hewan primata yang suka bergelantungan di pohon.
Oleh karena itu, orangutan membutuhkan pohon-pohon tinggi dan bercabang
agar mereka terbebas dari stresdan bergelantungan dengan bebas. Bukan di
kandang besi yang didalamnya hanya ada sebatang ranting yang pendek dan
di ruangan sempit. Hal ini akan menimbulkan stres dan trauma bagi
orangutan. Mereka juga seharusnya berkumpul dengan keluarga besarnya.
Bahkan jika hewan itu adalah hewan sirkus, maka dia akan di paksa keras
untuk berlatih menunjukkan berbagai macam atraksi.Tak sedikit pula yang
mendapatkan siksaan agar mau menuruti perintah sang pelatih sirkus.
Apakah seperti tukah yang disebut tempat konservasi? Di mana para
penghuninya selalu merasa stres dan dipaksa untuk melakukan suatu hal
yang di luar nalurinya. Lalu, di manakah terdapat edukasi di dalamnya?
Apakah dengan menatap para binatamg yang menderita adalah sebuah
edukasi? Dalam pelajaran biologi, salah satu bab yang terdapat di
dalamnya yaitu mempelajari tingkah laku hewan. Hal itu hanya bisa kita
dapatkan dengan mempelajarinya lebih dekat di alam bebas. Karena di alam
bebas memungkinkan satwa untuk bergerak dan beraktivitas. Bukan dengan
menatap binatang yang hanya terdiam dalam sangkar yang sempit.
Maka
dari itulah pantas jika kebun binatang disebut sebagai tempat
penyiksaan hewan. Karena di dalamnya para binatang tersiksa dengan
kandang yang sempit dan tak bebas untuk bergerak. Di dalam kebun
binatang, para penghuninya dijadikan sebagai alat pencetak uang dengan
mempertontonkan sesuatu yang di luar dari nalurinya. Sesungguhnya
binatang bukanlah mainan yang bisa diperjualbelikan atau digunakan
sebagai alat pencetak rupiah. Mereka sama seperti kita. Membutuhkan
keebasan, kebahagiaan serta perlindungan dari kita. Dan jika kita ingin
mempelajarinya, maka datanglah ke habitat aslinya dan amatilah segala
aktivitasnya. Bukan pergi ke kebun binatang dan menatap hewan yang
menderita dalam jeruji besi. Itu bukanlah sebuah edukasi atau pendidikan
yang benar.
Repost
Repost
0 komentar:
Posting Komentar